Untuk pemberian makan siang untuk anak sekolah tidaklah efektip dan kayak candaan.

 Ekonomi, Pendidikan

 

Jakarta, matapost.com

Sempat ramai di tiktok bahwa penyaluran makan siang tak akan gemuk dan tidak akan bergizi pada murid.

Bisa-bisa yang gemuk itu yang pihak penyalurkan dana makan siang.

Kenapa untuk makan siang, karena kesehatan masyarakat yang lebih penting dari makan siang.

Atau meningkatkan kesehatan anak orang miskin perlu di bantu, kenapa biaya itu di arahkan pada anak terlantar dan miskin.

Untuk makan siang bisa saja untuk ajang korupsi, dan bisa-bisa tak sampai pada madyarakat.

“Kenapa tidak di salurkan pada kesehatan dan bantuan anak yang miskin”, tutur Drs. Anuar, LSM Trantib.

Menurut Anuar, bahwa yang di salurkan untuk makan siang tak akan efektip dan tidak rasio.

Kata Anuar, kesempatan bahkan ramai dan sepat viral dalam ditiktok, bshwa makan siang sampai pada murid harga 3, 500 hingga 7,500.

Menurut, tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran membantah kabar soal anggaran makan bergizi gratis menjadi Rp 7.500 per porsi.

Anggota Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran Bidang Komunikasi, Hasan Nasbi, menegaskan satu hal pasti dalam program tersebut adalah jumlah kucuran APBN 2025 sebesar Rp 71 triliun.

“Isu yang berkembang dan menurut saya mulai jauh dari kebenaran tentang makan bergizi gratis itu dipatok Rp 7.500, tiba-tiba sudah ada angka.

Sampai hari ini satu-satunya yang sudah bisa kita ambil kesimpulannya itu alokasi makan gratis 2025.

Besarannya Rp 71 triliun itu sampai 25 hingga 30 persen yang
alokasi makan gratis 2025 sebesar Rp 71 triliun untuk (APBN) 2025,” kata Hasan dalam konferensi pers di media center TKN, Jakarta Selatan, Jumat (19/7/2024) dikutif detiknews.com

Hasan membeberkan Prabowo telah memberikan arahan khusus kepada timnya dalam melaksanakan program andalannya tersebut.

Setidaknya ada dua pesan penting, yakni perihal standar gizi dan optimalisasi penerima manfaatnya.

Menurut Desmandi (43), anaknya masih 8 tuhun masih SDN, ia tak setujuh, lebih baik dana itu setidak bantuankan pada alat tulis dan penambahan pembelajaran di sekolah.

“Kami juga berharap pada pak presiden agar bantuan alat tulis dan baju seragam sekolah”, tuturnya Desmandi.

(Hando / naras)

Author: 

Related Posts

Tinggalkan Balasan